Penjelasan Hadits Arbain Ke 34 Melawan Kemungkaran Dengan Tingkatan Iman

Insan Kamil Kota Bima - Penjelasan Hadits Arbain Ke 34 Melawan Kemungkaran Dengan Tingkatan Iman

Dari abu said al-khudri radhiallahu anhu dia berkata saya mendengar dari rasulullah shalalahu alaihi wasalam beliau bersabda: siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tanganya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu (tolaklah) dengan hatinya, dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.

PELAJARAN:

Menolak kemungkaran adalah sesuatu yang diperintahkan dalam agama islam, kita sebagai orang islam dituntut untuk menentangnya sesuai dengan kemampuan masing-masing, seperti apa yang dikatakan dalam hadits di atas, rasulullah memerintahkan kita: barang siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, memerangi mereka dengan fisik agar mereka jera dan tidak lagi melakukannya.

Jika diantara kalian adalah seseorang yang pemberani maka diperkenankan untuk merubah kemungkaran itu dengan tangannya, namun jika tidak berani karena mungkin saja akan terjadi perkelahian maka rubahlah dengan lisan, memberitahukan mereka bahwa hal yang mereka lakukan itu tidak benar dengan cara menasihatinya, mungkin bisa saja dikala sedang menasihati orang yang dinasihati malah tersinggung dan terjadi hal yang tidak di inginnkan, dalam persoalan ini jika masih tidak berani juga maka cukup dengan monolak dalam hati saja.

Namun dalam islam itu ada yang namanya level (tingkat iman seseorang), tingkat ke taatan, jika kita termasuk kepada orang yang menolak kemungkaran dalam hati saja dikarenakan takut, level dari iman kita tentu berada di peringkat paling rendah.

Menurut para ulama diceritakan dalam kitab tanwirul qulubb hadits itu di bagi tiga bagian, jika menindak dengan tangannya itu adalah bagian dari pemerintah karena pemerintah mempunyai kekuatan.

Terus yang menggunakan lisannya adalah para ulama dengan menyampaikannya melalui dakwah-dakwah mereka yang selalu ada di setiap tempat.

Dan yang mengingkari dengan hatinya adalah orang awam. Wallahu a'lam.


Sumber :kajianmuslim.net